Berdoa di Gereja Katolik Paroki Santo Petrus Lubuk Baja
Gereja Santo Petrus Lubuk Baja |
Dilokasi gereja ini ada tempat doa yang juga bisa kita gunakan "Gua Maria & Ratu Damai".
Gua Maria & Ratu Damai di Lokasi Gereja
Di gereja terdapat "Gua Maria & Ratu Damai" yang di dalamnya terdapat patung "Bunda Maria" dan tanaman hydroponik. Buat yang ingin berdoa di dalam Gua Maria tersebut boleh masuk atau hanya ingin sekedar melihat dan berfoto, tapi ingat kebersihan tetap harus dijaga. Didalam Gua Maria ini bersih, saat saya kesana bersama teman, seorang biarawati sedang membersihkan area Gua Maria.
Gua Maria & Ratu Damai |
Bagian dalam Gua Maria |
Sejarah Gereja Santa Petrus di Lubuk Baja
Gereja Santa Petrus merupakan gereja katolik yang terletak di atas batu bukit Baloi. Sebelum berada di Baloi, gereja Santa Petrus pertama kali di Batu Ampar.
Saat Pulau Batam masih berupa hutan belantara tahun 1959 atau 1956, Theodorus Salaka perantau dari Gunung Api - Flores bersama teman - temannya (Moses Musa, Markus Kopong) tiba di Pulau Batam, dan diikuti tahun berikutnya Bapak Petrus Piatu Atawalo, Bernadus Lera dan Alo.
Tiap hari minggu Bapak Theodorus Salaka melakukan doa rosario di rumahnya. Dengan mulai banyaknya orang yang mengikuti misa, tergeraklah hatinya membangun sebuah Kapela.
Dibawah prakarsa bapak Theodorus Salaka, tahun 1961 jadilah sebuah kapela yang dibangun di "Batu Ampar", di sebuah pinggiran pantai Pulau Batam yang menghadap Singapura yang sekarang menjadi kawasan "Mc dermoott". Dan sebagai ucapan terima kasih dan persembahan kepada Bunda Maria, bangunan ini diberi nama Kapela "Santa Maria".
Antara tahun 1962 - 1963 berdatangan lagi sekitar 18 orang perantau dari Flores ke Batam. Kegiatan doa dan ibadat di Kapela St. Maria semakin bertambah semarak. Tahun demi tahun Kapela St. Maria digunakan oleh Persekutuan Umat Katolik perantau untuk menimba kekuatan rohani dari kuasa Tuhan.
Tahun 1969 perusahan asing masuk ke Pulau Batam. Salah satunya, "PT. Enggram" yang membangun lokasi perusahaannya di pantai Batu Ampar. Tanpa ganti rugi, Kapela St. Maria dibongkar dan masyarakat yang tinggal di Batu Ampar pun pindah di Sei Jodoh, di lokasi yang sekarang Tanjung Pantun - BCA dan sekitarnya. Tidak ada tempat untuk beribadah dan berkumpul, aktivitas doa rosario dan Ibadat Sabda hari minggu diadakan di tempat bergilir dari rumah ke rumah.
Situasi ini disampaikan kepada salah satu karyawan PT. Enggram yang punya posisi penting dan beragama Katolik, bernama Bapak Yosef Wuisan, untuk mencari jalan supaya umat punya Rumah Tuhan lagi. Mr. Dupon, personalia PT. Enggram mengijinkan di satu gudang yang sudah tidak dipakai untuk bangun Gereja. Sayangnya, pada saat bersamaan sedang melakukan pembangunan jalan jalur Batu Ampar - Jodoh - Nagoya oleh PT. Dwi Putra, mereka menyarankan agar gereja dibangun di Tanjung Uma. Umat Katolik merasa keberatan, mereka tinggal di Sei Jodoh, sedangkan antara Sei Jodoh dan Tanjung Uma tidak ada jembatan penghubung.
Seorang muslim bernama Bapak Haji R. Muhammad dari Tanjung Uma sungguh menyumbangkan besar bagi Umat Katolik di Sei Jodoh waktu itu. Bapak tersebut mendekati PT. Dwi Putra supaya mengijinkan gereja dibangun dekat Masjid Raya Jodoh, berlokasi di kebun milik pak Haji tersebut.
Tahun 1974, pembangunan Kapela Santa Maria dimulai. Umat Katolik bergotong royong membantu dan memberikan dana dalam pembangunan Kapela tersebut. Dari tahun ke tahun uamt Katolik di Sei Jodoh semakin bertambah. Pertambahan umat menuntut perhatian Pastoral yang lebih. Beberapa Pastor pun Katekis di Gereja Santa Maria ini.
Pada tahun 1983 "OTORITA BATAM" mengembangkan kawasan Sei Jodoh mejadi pusat perdagangan, perhotelan dan pertokoan. Maka pemukiman masyarakat di kawasan Sei Jodoh dipindahkan ke Seraya, Pelita, Baloi Indah, Baloi Centre serta Blok II sampai Blok IV.
Panitia pemindahan gereja menerima lahan dari Otorita Batam di "Bukit Baloi". Di lokasi inilah dibangun Gereja Kapel Santa Maria sampai sekarang.
Lahan di Bukit Baloi yang penuh bebatuan, membuat umat katolik bekerjasama membersihkan bebatuan dan membersihkan lahan. Karena lokasi nya di atas bukit, nama Kapel Santa Maria berganti nama menjadi "Gereja Santo Petrus". Petrus yang berarti batu karang (Mat 16:18). Nama tersebut juga berhubungan dengan tokoh - tokoh dalam perkembangan gereja Santo Petrus.
Karena semakin banyaknya umat yang beribadah, tahun 2005 dimulai menggagas pembangunan kembali Gereja Santo Petrus yang mampu menampung lebih banyak umat. Selain lebih besar, bangunan ini dirancang dengan nilai artistik. Melalui perjuangan oleh umat gereja katolik, pada tanggal 10 Mei 2009 gedung Gereja Santo Petrus yang baru diresmikan dan ditahbiskan oleh Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Mgr Martinus Dogma Situmorang OFM Cap bersama Uskup Pangkalpinang Mgr Hilarius Moa Nurak SVD.
(Kutip : https://stpetrusbatam.wordpress.com/profil/sejarah/)
Tempat ini bisa dijadikan perjalanan rohani sembari melihat sekeliling Gereja Santo Petrus.
Dan akhirnya, sesibuk apapun kita setiap hari dengan rutinitas yang kita lakukan, janganlah kita lupa untuk beribadah/sembahyang kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, baik itu di Mesjid/Gereja/Vihara.
Gereja Katolik Paroki Santo Petrus
Jl. Anggrek No. 1 Blok II, Lubuk Baja, Lubuk Baja Kota, Kota Batam,
Kepulauan Riau 29432
Las Vegas - Dr.MCD
BalasHapus› casino › slot 강원도 출장안마 machines › slots-m 전라북도 출장마사지 › casino › slot machines › slots-m Sep 서울특별 출장마사지 24, 2021 — Sep 24, 2021 Las Vegas' gaming floor is comprised of nearly 1,000 slot machines, some of them table games, video poker 의정부 출장마사지 and bingo, and slot 광양 출장안마 machines, and slots.