KEINDAHAN JEMBATAN BARELANG DARI DENDANG MELAYU BATAM

Batam, terkenal akan jembatan Barelangnya. 

Jembatan Barelang yang megah
Pulang kerja saya melakukan perjalanan ke Dendang Melayu, hanya membutuhkan kurang dari satu jam saya sudah sampai disana. Dengan membayar uang masuk Rp. 10.000 sudah termasuk biaya parkir. Saya memarkirkan motor di sebelah kiri pintu masuk, untuk mobil parkirnya di luar.


Pintu masuk Dendang Melayu
Pengunjung yang baru datang



Pemandangan Jembatan Barelang dari Dendang Melayu
Dari Dendang Melayu ini kita bisa melihat keindahan laut dan kemegahan jembatan Barelang. Dikala sore atau hari sabtu dan minggu tempat ini ramai dikunjungi. Di dalam Dendang Melayu ini terdapat panggung dan becak dayung yang disewakan, apalagi terdapat ikon bertuliskan "JEMBATAN BRIDGE" yang menjadi tempat objek foto pengunjung.

Pengunjung yang berfoto di Icon "Barelang Bridge"

Pemerintah kota Batam berupaya untuk mempercantik daerah ini sehingga nantinya semakin banyak pengunjung yang datang kesini. Selanjutnya, saya menuruni anak tangga yang terdapat di sebelah kiri dekat parkir motor. Berdiri tiang - tiang yang nantinya sebagai pelindung pengunjung yang ingin jalan menuju ke pantai, reklamasi laut pun dibuat untuk mempercantik tempat tersebut, tapi tempatnya belum selesai dikerjakan mungkin butuh beberapa bulan lagi karena masih terdapat beco di atas kapal.

Becak kecil yang disewakan
Beco yang di atas kapal

Karena posisinya tepat dibawah Jembatan Barelang, nampakla beton - beton yang menyatukan jembatan dari bawah. Jembatan Barelang yang megah berdiri menyatukan pulau Batam - Rempang dan Galang. Jembatan di bangun selama enam tahun (1992 - 1998) oleh otorita Batam yang mengeluarkan dana Rp. 400 Miliar. Masih ada 5 jembatan lagi yang bisa kita nikmati yang menyatukan pulau - pulau (Pulau Tonton, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau Galang Baru).



Pada saat dibawah ada 2 orang anak yang telah selesai berenang, mereka berenang dengan melonjat dari atas, tempat yang mereka lonjati cukup tinggi, tapi mereka dengan berani melonjat dari situ. Kedua anak ini ke Jembatan Barelang dengan menumpang kepada orang - orang yang ingin ke sini, begitu juga dengan pada saat pulang. Keberanian kedua ini yang membuat saya kagum, saya sendiri saja tidak bisa berenang tapi kepingin melihat keindahan didasar laut.

Dua anak kecil, yang beranjak pulang setelah selesai berenang

Setelah beberapa saat saya naik keatas, keluar dari Dendang Melayu. Di sekitar Jembatan Barelang ini banyak terdapat warung - warung yang menjual jagung bakar, air kelapa dan makanan/minuman. Mereka yang datang ke Jembatan Barelang lebih senang duduk di sisi jembatan Barelang sambil makan dan minum sehingga  membiarkan sampah - sampah makanan dan minuman mereka disana, padahal disana sudah disediakan tempat sampah. Tak semua orang bisa sadar akan kebersihan, selayaknya kita harus bisa menjaga kebersihan tempat wisata yang kita kunjungi. 
Kendaraan mobil, motor dan penjual makanan bermotor juga parkir di jalan Jembatan yang sebenarnya tidak bisa, karena tempat parkir yang tidak jauh dari jembatan, tetapi mereka lebih suka parkir disitu.

Seorang anak yang sedang membakar jagung


Setelah menikmati jagung bakar (9K) di warung depan Dendang Melayu dan hari sudah gelap saya beranjak pulang dari sana.


Dendang Melayu
Tembesi, Sagulung  atau Jembatan 1 Barelang (Jembatan Raja Haji Fisabilillah)
Kota Batam, Kepulauan Riau






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berobat Murah di Batu Aji, Batam

Patung Jalan Salib Di Kampung Vietnam, Pulau Galang

Berdoa di Gereja Katolik Paroki Santo Petrus Lubuk Baja