Mencari Bukaan Puasa di Tanjung Uma

Kebetulan hari ini adalah bulan Ramadhan tepat di awal bulan puasa, 25 Mei 2017, saya mencari bukaan puasa, biarpun lokasinya lumayan jauh tapi saya semangat untuk kesana. Tanjung Uma itulah tempat yang saya datangi, Tanjung Uma termasuk daerah Lubuk Baja, disana ada terdapat pasar yang menjual banyak makanan khas Melayu dan merupakan wilayah nelayan pertama dan tertua di Batam. Tanjung Uma juga dikenal dengan "Bukit Senyum" .. tau kenapa disebut begitu?????.

Gerbang memasuki Tanjung Uma
Kalau tak salah, karena pemandangan di sekitar Tanjung Uma sangat indah dan termasuk di daratan tinggi sehingga kita bisa melihat rumah, bangunan tinggi dan bisa melihat negara tetangga yaitu Singapura, apalagi kalau tidak mendung dan siawan tidak menutupi bangunan - bangunan Singapura dari jauh, Singapura tampak jelas. Tempat ini dulu ramai dengan warung makan dan kursi yang di taruh menghadap pemadangan, tapi sekarang warung - warung tersebut sudah digusur sama yang punya lahan. Jadi nya orang hanya sebentar berhenti sembari berfoto disana.

Setelah melewati pemandangan yang indah, saya pun beranjak ke pasar, lupa ingat lokasinya dimana, saya mengikuti kendaraan yang berjalan lurus mungkin mereka akan menuju ke pasar tersebut itu juga untuk mencari bukaan.

Saya belok kekiri mencoba mengikuti sepeda motor orang lain, jalan terus ternyata saya melewati rumah warga yang di dekat laut, tapi tak jauh dari situ pasar sudah nampak, kendaraan motor dan mobil sudah mencari tempat untuk memarkirkan kendaraan mereka. Penjual yang menjual hasil laut yang masih segar sudah terlihat. Ada beberapa penjual yang sedang membakar ikan, sotong, cumi - cumi, daging ayam.

Jalan masuk ke pasar


Penjual hasil laut

Pasar ini termasuk pasar tradisional bagi saya, saya teringat pasar di kampung saya di Medan, pasarnya juga seramai ini, namanya pasar Sukaramai, setiap pagi pasar ini ramai penjual dan pembeli sehingga membuat kendaraan macet, penjual yang mejual dangangannya sampai mengambil badan jalan raya, sehingga jalan raya penuh dengan penjual dan sampah, apalagi kalau hujan... hmmm... pecet dan bau menyengat pun keluar.

Pasar Tanjung Uma ini termasuk bersih, para penjual dan pembeli nya masih menjaga kebersihan pasarnya. Jalan pasar yang sudah di aspal sehingga orang yang datang kesana merasa nyaman,
berbagai macam kue, cendol, rendang dan aneka minuman es yang dijual.




Jajanan tradisional
Jajanan daging, sayur dan lain - lain
Jajanan ini mengundang selera makan saya, oops... tapi orang - orang pada puasa ntar kalau saya makan dilihatin mereka. Asyik melihat sekeliling, mata saya tertuju pada mie, "mie sagu", mie sagu ini baru di Batam saya dengar, karena di Medan mie sagu ini tak ada di jual. Mie sagu ini seperti mie kwetiau, bedanya hanya dari bahan dan bentuk mienya. Harganya cukup murah seporsi hanya Rp. 5.000, biarpun sedikit tapi cukup untuk perut.

Mie sagu
Tak jauh dari tempat jual mie sagu, ada satu lagi roti yang termasuk makanan khas Kepulauan Riau juga, yaitu roti luti gendang, roti yang bagian isinya daging abon ini memiliki rasanya enak, 1 roti gendang harganya Rp. 1000. Roti yang di jual harganya rata - rata Rp. 1000, ada juga yang Rp. 2000/potong. Sudah beli mie dan kue, saya pun lanjut membeli es salju cincau. Es cincau ini campuran es parut, cincau, susu dan sirup. Satu gelas es cincau harganya Rp. 5000.

Mie Sagu & roti luti gendang (Rp. 6000)



Es  salju cincau












Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berobat Murah di Batu Aji, Batam

Patung Jalan Salib Di Kampung Vietnam, Pulau Galang

Perjalanan Siang ke Belakang Padang Kepulauan Riau